Tuesday 22 May 2012

Saya mahu bercuti

Posted by Nia at 02:30 2 comments
Today I work very hard...al maklumlah tuan rumah ni nak bercuti selama 5 hari...wah, nak ke mana tu? hehe... nak kata oberseas tak de la jauh sangat...belah nun je...:)

Oleh itu, sebelum meninggalkan kerja-kerja ni buat sementara, harini saya bekerja bagai nak rak. Syukur la, at least article dah siap separuh jalan dan processing pun sikit je lagi tinggal. Lengan daku dah sakit-sakit minta diurut...huhuhu...Malasnya masak ni...letih sangat rasa...

TTC? Ntahla, memang tak nampak lagi la tanda-tanda ovulation tu...cuma tgk dr termometer n ovulation microscope jek, nak guna ovulation strip tu rasa sayang pula...Tapi kalau ikut calculation cycle sebelum ni, sepatutnya ovulate masa bercuti nanti la...Semoga dipermudahkan...

Thursday 17 May 2012

Manisnya hidup setelah lelah berjuang

Posted by Nia at 04:25 3 comments

“Aku menyerah,” gumamku pasrah.

Engkau menatapku sambil tersenyum. Pelan kau angsurkan sebuah novel bersampul gambar lima menara yang sedang kau baca. Kau tunjukkan sebuah kalimat di halaman pembukanya: Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.

Aku tersenyum masygul. Kutepis uluran tanganmu, hampir saja novel tak bersalah itu terlepas dari tangan kokohmu.

“Kalau terlalu lama lelah, pahit sudah yang terasa, barangkali mati pada akhirnya.” Aku masih bersungut. Sudah kenyang aku dengan nasihat-nasihat bijak bestari yang memaksaku untuk bersabar. Bersabar? Ahh,,,sudah sejak dilahirkan sepertinya aku dekat dengan kata-kata itu. Bersabar sampai kapan?

Hauwwftttt….kuhembuskan nafas kuat-kuat.

“Kali ini aku benar-benar menyerah, aku lelah.” Isakku pelan.

Lagi-lagi kau hanya tersenyum. “Tuhan tidak akan memberikan cobaan pada umatnya di luar kemampuan yang ia miliki”

Aku tersenyum pahit. “Benarkah? Bagaimana dengan anak-anak korban bencana yang harus kehilangan orang tuanya? Di antara mereka sekarang ada yang harus rela jadi pengemis, gelandangan, hanya sekedar untuk bisa bertahan hidup. Apa kabar para pejabat yang bahkan tak pernah peduli dengan rakyatnya? Kenapa mereka masih bisa hidup bahagia?” Aku berteriak semacam kesetanan.

“Adil tidak harus selalu sama.” Kau letakkan novel dari tanganmu ke atas meja belajarku. “Tuhan sudah berikan semua sesuai porsinya. Perbedaan ada untuk membuat kita belajar, dan bersyukur. Kalau semua manusia pintar dan kaya, kita tak akan belajar bersyukur, atas anugerah kepintaran dan rejeki yang diberikan Tuhan pada kita. Kalau semua miskin dan bodoh, kita tak akan belajar untuk menjadi lebih pintar, atau belajar caranya bekerja keras agar rejeki melimpah. Semua saling membutuhkan. Semua diciptakan saling berpasang-pasangan, termasuk kaya-miskin, pintar-bodoh. Tak ada setitik pun ciptaan Tuhan yang tidak ada manfaatnya. Bahkan pengemis, bisa jadi ladang sedekahmu.”

Aku terdiam. Mencoba mencari makna dari setiap kata-katamu.

“Mereka yang kau anggap pejabat jahat, jangan kau pikir hidup tanpa perjuangan. Terlepas dari apapun cara mereka memaknai dan menjalani perjuangan hidup itu, mereka pasti naik tangga dulu sebelum akhirnya sampai ke puncak.”

Engkau menatapku tajam. “Apakah kau sudah tau kapan perjuanganmu ini akan berakhir?”

Aku tergeragap. Pertanyaanmu yang tiba-tiba kembali ke pokok persoalan membuat pikiranku yang mulai tertata kembali buyar.

“Kalau aku tahu dimana ujungnya, sudah kukejar dari kemarin sore.” Aku kembali bersungut.

“Kalau kau bahkan belum tahu dimana ujungnya, kenapa berhenti sekarang? Bagaimana kalau langkahmu tinggal sepuluh, delapan, lima, atau dua lagi sebelum sampai di garis finis? Bagaimana kalau tinggal sejengkal lagi? Bagaimana kalau esok kau temukan apa yang kau cari? Jangan menyerah sebelum kau tahu kapan perjalananmu akan berakhir.”

Aku terdiam. Menatapmu menyeruput sisa-sisa kopi yang sudah mulai dingin.

“Bagaimana kalau perjalanan ini tak ada akhirnya?” Aku menatap kosong ampas kopi di dasar gelasmu.

“Perjalanan hidup memang tak pernah ada akhirnya. Ia hanya akan berujung di sebuah fase bernama kematian. Bahkan kematian pun terkadang hanya jeda, untuk perjalanan hidup selanjutnya yang diasumsikan abadi. Tapi, jangan pernah berpikir jalan hidup ini lurus tak berkelok. Ia selalu tawarkan bermacam persimpangan. Perjalananmu saat ini, akan berakhir di awal persimpangan baru. Perjuanganmu hari ini, akan membawamu pada pilihan hidup yang lain. “

Aku termenung.

“Perjuangan adalah pertanda bahwa kau masih hidup. Sekali berhenti, ibaratnya kau mati. Kalau mau, menyerahlah. Dan kau tidak akan sampai pada awal persimpangan hidupmu selanjutnya.”

Engkau pergi. Meninggalkanku sendiri dalam diam.

*Untuk siapapun yang sedang ingin menyerah. Percayalah, manisnya hidup akan terasa setelah lelah berjuang…^_^


diciplak dari sini

Monday 14 May 2012

A simple statement

Posted by Nia at 19:50 7 comments
Fasha dah pregnant? Amboi...senangnya dia kan...

Saturday 12 May 2012

Tiada apa apa

Posted by Nia at 21:14 6 comments
Harini CD26, tak banyak yang dibuat, BD pun kurang sangat, tak macam minggu-minggu lepas. Erm...ovulate pun tak de tanda-tanda langsung, suhu malas nak amik, cuma monitor ovulation guna ovulation microscope tu aje...vitex pun dah berapa hari dah abis...

Tidak larat nak berfikir pasal ttc, bz sangat sekarang ni...

Wednesday 2 May 2012

Cycle 3 lepas Laps

Posted by Nia at 02:05 3 comments
Period. Tak pe lah, at least period keluar dari langsung tak keluar-keluar...Actually minggu lepas saya ada called klinik untuk buat appointment, ingatkan nak start cek telur etc. Tapi malangnya, nurse kat sana suruh saya rehat lagi, for another month, sebab dah makan 2 cycle clomid...Aiyo..boringnya, terasa cam kena soh rehat je..macam tak sabar je nak buat IUI/cek telur/sekutu dengannya, bukan takat makan clomid.

Jadi, azam saya adalah untuk try naturally untuk cycle ni. Memula saya taknak makan vitex, sebab vitex kan fungsi dia macam clomid juga. At last, saya makan juga...haha...bukan main lagi saya ni melawan cakap nurse tu eh...Macam cycle lepas, vitex saya makan 2 biji sehari je, tapi kali ni saya makan 2 biji siang dan malam. Semoga kali ni saya berjaya ovulate.

Untuk cycle ni juga saya puasa makan ayam kecuali ayam kampung. Nak dijadikan cerita, kat MidValley ade la promosi ayam murah, Rm4 je sekilo..So my hubby ni jenis mesti ada ayam kat umah, so dia pegilah beli..Saya dah kata dah dengan dia, kalau nak beli ayam karan tu makan dan masak la sendiri. Saya tak nak makan...Tapi dia tu tak lut ugut juga...dia beli gak...heheh...pastu paham-paham je la..kalau dia nak makan ayam tu dia masak sendiri...hahha...jahatnya bininya ni...Susahlah sebab suami sendiri pun susah nak support bini pasal pantang-pantang makan ni...haiyooo...

Peningnya kepala saya minggu lepas sebab calculation saya duk tak berjaya, so saya berniat. Kalau hari itu saya berjaya selesaikan masalah tu, saya nak belanja anak-anak buah saya makan kfc. Ditakdirkan, saya berjaya la buat semua tu...terus saya teringat dengan niat saya...dah la saya ni tengah pantang, berjayakah saya bila nampak kfc depan mata?

Pantang saya berjaya lepas seminggu...di kampung, banyak juga kenduri yang hidang ayam pun saya tak makan. Saya bangga dengan diri sendiri. (Ceh)...Tapi malangnya kalah pula dengan kfc. Alkisahnya, saya belilah kfc, spend budak2 ni. Memula saya nak makan cheesy wedges je...mana tahan nampak kfc satu bucket depan mata, tengok budak-budak tu berseleranya melahap ayam tu...adoi.... Last-last, saya amik bahagian yang paling kecik dan ngap....terasa bersalah beb...Tapi takat tu je la...balik dari kampung pun saya cuma makan seafood je pun...

Harap-harap la cycle ni membuahkan hasil, Amin

Kun fayakun...
 

Waiting for our 'fruit of love' Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting